Semarang, CyberNews. Lei, bayi raksasa berusia 10 bulan dan berat 20 Kg, kini memiliki "kembaran". Tidak jauh-jauh, sang kembaran ini berasal dari Semarang.
Namanya Zhaendy Anandhika Putra Rachmadani. Putra pasangan Slamet Gunawan dan Emma Juni Hardanny ini bahkan lebih berat 2Kg dari Lei Lei. Dalam usianya yang masih 11 bulan, berat Zhaendy mencapai 22kg dan tinggi 80cm.
Padahal, bayi normal usia 11 bulan biasanya memiliki berat 7.5-10 kg dan tinggi 65-75 cm. Luar biasanya lagi, pemeriksaan kesehatan menunjukkan Zhaendy tidak mengidap penyakit apapun alias sehat wal afiat.
Ditemui di rumahnya, Asrama Polisi Kalisari Blok VIII/18,Kelurahan Barusari, Semarang Selatan, Zhaendy nampak sedang menikmati ASI dari ibundanya. "Kalau makannya biasa, tapi ASI-nya kenceng, dalam sehari bisa sampai lebih dari 20 kali," tutur Emma.
Emma menceritakan, sebenarnya buah hati keduanya itu lahir melalui operasi caesar pada 9 September 2009 lalu dengan berat normal 3,2 kg. Namun pada usia dua bulan, berat Zhaendy melonjak tajam menjadi 8 kg. Kemudian berturut-turut 13,7 kg (4 bulan), 19,5 kg (8), dan 21 kg (9).
Sekarang, saat usianya mencapai 11 bulan, menurut catatan Kartu Menuju Sehat (KMS) beratnya mencapai 22kg (11). Tapi ketika menggunakan timbangan rumah, ternyata beratnya turun 2kg menjadi 20 kg.
Pertumbuhan badan yang luar biasa itu membuat Emma sempat kerepotan menyiapkan pakaian. Kini Zhanedy harus mengenakan pakaian untuk anak usia 4 hingga 5 tahun.
Tidak ada keanehan yang dialami Emma ketika mengandung. hanya dirasakannya berat badanya naik drastis pada usia kandungan 9 bulan. Jika biasanya hanya hanya 55 kg, pada saat itu mencapai 90 kg.
Namun perawat di Klinik Puri Cempaka, Lampersari tersebut mengaku tidak khawatir, sebab putra pertamanya Muzakkhi Ariawan Putra sebelumnya juga mengalami hal serupa. Pada usia satu tahun, berat Muzakkhi mencapai 25 kg.
Kini usianya 5,5 tahun dengan berat 31 kg, ia tumbuh normal seperti anak kebanyakan. "Perilaku Zhaendy juga normal, sakit panas ya biasa seperti sebayanya. Hanya kalau rewel repot, beratnya segitu, susah kalau harus menggendong gendong," kata Slamet Gunawan.
Untuk itu, anggota polisi Polrestabes Semarang berpangkat Brigadir itu musti menyewa babysitter untuk membantu istrinya. Jika mengajak jalan-jalan, sebuah kereta bayi mutlak harus dibawa. Tapi tetep juga repot, sebab setiap orang yang berpapasan pasti menghentikan mereka untuk sekedar memuji Zhaendy yang raksasa.
Zhaendy bukan satu-satunya bayi raksasa di dunia. Di Indonesia saja, sebelumnya telah gempar dengan kelahiran Muhammad Akbar Risuddin melalui operasi caesar di rumah sakit umum Abdul Manan Kisaran, Asahan, Sumatera Utara.
Putra pasangan Ani dan Hasanudin warga Bulan-Bulan, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batubara itu lahir dengan berat 8,7 kg dan panjang 62 cm. Kelahiran Muhammad Akbar Risuddin langsung dicatat Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai bayi terberat yang lahir di Indonesia, memecahkan rekor lama 6,9 kg yang terlahir pada tahun 2007.
Menurut catatan Guinness World Records, rekor bayi terberat di dunia masih milik Anna Bates asal Ohio, AS, tahun 1979. Ketika itu ia melahirkan bayi laki-laki raksasa dengan berat 23 lb 12 ons atau sekitar 10,45 kg.
Anna sendiri memiliki tinggi badan yang boleh dibilang merupakan tertinggi di dunia untuk ukuran wanita, yakni, 2,13 meter. Sayangnya, bayi Anna ini tak hidup lama. Bayi malang ini hanya sempat 11 jam merasakan kehidupan dunia. Bayi terberat yang mampu bertahan hidup lahir tahun 1955 di Aversa, Italia dengan berat 22,6 pounds (10,2 kg).
Namanya Zhaendy Anandhika Putra Rachmadani. Putra pasangan Slamet Gunawan dan Emma Juni Hardanny ini bahkan lebih berat 2Kg dari Lei Lei. Dalam usianya yang masih 11 bulan, berat Zhaendy mencapai 22kg dan tinggi 80cm.
Padahal, bayi normal usia 11 bulan biasanya memiliki berat 7.5-10 kg dan tinggi 65-75 cm. Luar biasanya lagi, pemeriksaan kesehatan menunjukkan Zhaendy tidak mengidap penyakit apapun alias sehat wal afiat.
Ditemui di rumahnya, Asrama Polisi Kalisari Blok VIII/18,Kelurahan Barusari, Semarang Selatan, Zhaendy nampak sedang menikmati ASI dari ibundanya. "Kalau makannya biasa, tapi ASI-nya kenceng, dalam sehari bisa sampai lebih dari 20 kali," tutur Emma.
Emma menceritakan, sebenarnya buah hati keduanya itu lahir melalui operasi caesar pada 9 September 2009 lalu dengan berat normal 3,2 kg. Namun pada usia dua bulan, berat Zhaendy melonjak tajam menjadi 8 kg. Kemudian berturut-turut 13,7 kg (4 bulan), 19,5 kg (8), dan 21 kg (9).
Sekarang, saat usianya mencapai 11 bulan, menurut catatan Kartu Menuju Sehat (KMS) beratnya mencapai 22kg (11). Tapi ketika menggunakan timbangan rumah, ternyata beratnya turun 2kg menjadi 20 kg.
Pertumbuhan badan yang luar biasa itu membuat Emma sempat kerepotan menyiapkan pakaian. Kini Zhanedy harus mengenakan pakaian untuk anak usia 4 hingga 5 tahun.
Tidak ada keanehan yang dialami Emma ketika mengandung. hanya dirasakannya berat badanya naik drastis pada usia kandungan 9 bulan. Jika biasanya hanya hanya 55 kg, pada saat itu mencapai 90 kg.
Namun perawat di Klinik Puri Cempaka, Lampersari tersebut mengaku tidak khawatir, sebab putra pertamanya Muzakkhi Ariawan Putra sebelumnya juga mengalami hal serupa. Pada usia satu tahun, berat Muzakkhi mencapai 25 kg.
Kini usianya 5,5 tahun dengan berat 31 kg, ia tumbuh normal seperti anak kebanyakan. "Perilaku Zhaendy juga normal, sakit panas ya biasa seperti sebayanya. Hanya kalau rewel repot, beratnya segitu, susah kalau harus menggendong gendong," kata Slamet Gunawan.
Untuk itu, anggota polisi Polrestabes Semarang berpangkat Brigadir itu musti menyewa babysitter untuk membantu istrinya. Jika mengajak jalan-jalan, sebuah kereta bayi mutlak harus dibawa. Tapi tetep juga repot, sebab setiap orang yang berpapasan pasti menghentikan mereka untuk sekedar memuji Zhaendy yang raksasa.
Zhaendy bukan satu-satunya bayi raksasa di dunia. Di Indonesia saja, sebelumnya telah gempar dengan kelahiran Muhammad Akbar Risuddin melalui operasi caesar di rumah sakit umum Abdul Manan Kisaran, Asahan, Sumatera Utara.
Putra pasangan Ani dan Hasanudin warga Bulan-Bulan, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batubara itu lahir dengan berat 8,7 kg dan panjang 62 cm. Kelahiran Muhammad Akbar Risuddin langsung dicatat Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai bayi terberat yang lahir di Indonesia, memecahkan rekor lama 6,9 kg yang terlahir pada tahun 2007.
Menurut catatan Guinness World Records, rekor bayi terberat di dunia masih milik Anna Bates asal Ohio, AS, tahun 1979. Ketika itu ia melahirkan bayi laki-laki raksasa dengan berat 23 lb 12 ons atau sekitar 10,45 kg.
Anna sendiri memiliki tinggi badan yang boleh dibilang merupakan tertinggi di dunia untuk ukuran wanita, yakni, 2,13 meter. Sayangnya, bayi Anna ini tak hidup lama. Bayi malang ini hanya sempat 11 jam merasakan kehidupan dunia. Bayi terberat yang mampu bertahan hidup lahir tahun 1955 di Aversa, Italia dengan berat 22,6 pounds (10,2 kg).
0 comments:
Post a Comment