Kalau ditanya pernah pura–pura orgasme nggak? Jawabanku: Iya. Seberapa sering? Paling banter dua kali selama 15 tahun bersama, itu pun sudah djadoel sekali pas masih baru–baru menikah saja. Selebihnya orgasme-ku selalu asli, benar–benar genuine.
Aku merasa sangat beruntung karena suamiku bukan pria yang egois di ranjang. Dia selalu berusaha membuat sex itu sebagai sesuatu yang bisa dinikmati bersama dan selalu ingin membuatku mencapai orgasme dulu sebelum dirinya klimaks. Orgasmeku bisa dibilang
acheter reductil satu dibanding dua, tidak bisa terjadi setiap kali kami bersetubuh. FYI, record seperti ini tidak buruk mengingat banyak sekali wanita yang tidak pernah mengalami orgasme seumur hidupnya.
Kalau bisa mencapai orgasme beneran lalu mengapa pernah pura–pura?
Ceritanya begini, waktu itu kami sedang Making Love (ML) dan seperti biasa suamiku selalu menungguku untuk orgasme dulu. Entah kenapa saat itu aku tahu bahwa aku tidak akan orgasme, tetapi di satu sisi aku juga tidak ingin mengecewakan suamiku yang sudah berusaha keras ingin memberikan kenikmatan sexual untukku. But it wasn’t going to happen .. sementara aku sudah kecapaian sama halnya dengan suamiku. Maka aku putuskan untuk berpura – pura orgasme saja supaya Sayang terus bisa klimaks dan ML-nya selesai. Don’t get me wrong. I enjoyed every bit of the love making but it‘s just not going to happen. So why not fake it. Nggak akan ketahuan juga. Tetapi ternyata dugaanku salah.
Begitu selesai si sayang langsung bilang: Why faked it?
Aku kaget, malu dan merasa bersalah. Bodoh sekali, pikirku, dia kan suamiku, dia sangat mengenali tubuhku dan bisa merasakan tanda–tandanya kalau aku akan orgasme. Sejak itu aku kapok dan tidak pernah mengulanginya lagi sampai detik ini. Sekarang ini aku lebih suka untuk berterus terang kalau aku tidak akan orgasme. Tentunya aku punya cara yang halus dan sexy untuk menyampaikannya supaya tidak membuatnya kecewa. Biasanya aku akan membisikkan kalimat: This one’s for you, sayang … Sambil berbisik aku pastikan bibirku menyentuh daun telinganya, ahem …Dia tau apa artinya itu.
Menurut majalah Red, sekitar 70 persen wanita mengaku sering berpura–pura orgasme saat melakukan hubungan sex dengan pasangannya. Katanya banyak wanita yang memilih untuk berpura–pura karena beberapa alasan, antara lain:
- Mereka tidak tahu bagaimana caranya untuk bisa mencapainya
- Tidak tahu bagaimana menjelaskan ke pasangannya apa yang perlu dilakukan olehnya untuk membantu mencapainya
Sekali–sekali sih nggak apa–apa tapi kalau terus–terusan mesti pura–pura yang rugi adalah diri kita sendiri. Maka dari itu perlu adanya komunikasi dengan pasangan supaya masing–masing tahu apa dan bagaimana caranya untuk bisa saling memberikan kenikmatan di ranjang. Good lover knows when his partner faking it.
Berikut ini adalah tanda–tanda yang bisa dikenali jika pasangan Anda berpura–pura orgasme. Gentlemen, please take note.
1. Masih sangat berenergi sehabis M L
Orgasme itu menyedot banyak energi maka bisa membuat seorang wanita akan terkulai lemas (bukan klenger loh, hahaha… ) olehnya. Bunyi
buy without a prescription nafasnya juga akan memburu. Setelah mengalami orgasme seorang wanita biasanya akan akan berbaring sejenak untuk memulihkan tenaga. Jadi kalau misalnya pasangan anda bisa langsung cepat–cepat bangun dan mengenakan bajunya lagi tanpa ragu, maka bisa dipastikan bahwa dia cuma berpura–pura orgasme. Atau kalian sedang digerebek oleh Kamra, hahaha.. joking.
2. Terlalu Berisik
Dalam kondisi kilmaks seseorang hanya bisa mengucapkan kata sepotong–sepotong. Kalau partner Anda bisa mengucapakan serangkaian kalimat dengan utuh, itu berarti dia tidak sedang dalam keadaan klimaks. Apalagi jika kalimat itu diucapkan dengan keras–keras seperti yang di film–film bokep, hahaha… fake, fake, fake.
3. Dia tidak ingin berpelukan
Wanita yang telah orgasme akan merasakan hubungan emosional dengan partner-nya yang membuatnya merasa ingin dipeluk, dibelai–belai untuk merasakan kedekatan dengannya.
4.Tanda–tanda fisik yang bisa dikenali
Setiap wanita akan mengalami hal yang berlainan menjelang klimaksnya. Ada yang menjadi diam dan berkonsentrasi merasakan apa yang sedang terjadi di dalam tubuhnya, ada yang berteriak dengan keras sambil mencengkeram punggung partnernya dengan kukunya. Ouch, ouch.
Meskipun demikian ada beberapa gejala yang sama saat seorang wanita akan mengalami klimaks antara lain yaitu: puting payudaranya jadi mengeras, wajah, dada bahkan tubuhnya akan merona. Selain itu nafasnya juga akan menjadi terengah–engah dan partnernya juga bisa merasakan adanya sedikit kontraksi di otot vaginanya. Tubuhnya akan terasa tegang tepat pada saat akan datangnya orgasme, pahanya bergetar dan punggungnya akan merenggang tak terkendali.
So, ladies you better not fake it because a good lover will know it.
Artikel dan foto dari kolomkita.detik.com
BACA SELANJUTNYA »»